Tampaknya Semua Cerah Tapi Ternyata …

Dear Blogger .. 🙂

Terus terang saya tergelitik untuk menulis tentang peluang peluang usaha yang ada di sekitar kita. Hampir semua benda itu bisa dijual dan ada peminatnya , misalnya Batu, pasti ada yang mau beli batu untuk campuran bahan bangunan atau malah jadi batu akik 🙂 Kemudian tanaman, pasti bisa dijual jadi konsumsi atau hiasan. Nah kali ini saya mau angkat cerita pribadi tentang usaha dan peluang peluangnya.

Awalnya bisnis ini kami mulai dari berjualan sprei, setelah mulai membesar kita melirik handuk, kemudian selimut jadi sambilan. Iseng iseng kita ambil franchise Elzatta busana muslim, bersamaan dgn saya dan rekan membuka usaha susu kambing bubuk MIM di Kab Bogor. Tidak lama berselang kita buka juga Baju anak Branded dan yang paling terakhir kami menginvestasikan dana yang cukup besar untuk membesarkan Selimut yang selama ini kami anggap anak bungsu.

Nah hebatnya bisnis itu semua mempunyai hubungan dan kemungkinan rekan rekan akan mengalami hal yang juga saya alami yaitu peluang peluang bisnis baru bertebaran di benak kita. Misalnya kita jualan online, nah pengiriman sudah mulai besar kita akan tertantang membuka expedisi kemudian krn membutuhkan plastik dan kertas untuk packing, kita akan tertantang membuka toko ATK. Nah setelah buka toko ATK dan banyak yg cari souvenir maka akan buka toko mainan ala asemka 🙂 Hebatkan dari satu usaha bisa beranak sampai empat usaha yang saling menunjang , ibaratnya keluar kantong kiri masuk kantong kanan  …

Dulu ketika banyak rekan yang bertanya gimana caranya mengelola banyak bisnis , dalam hati saya menjawab “Ah , saya mah biasa kerja multi tasking, segini mah kurang euy, kan bisa join sama temen dan diurus team .. 🙂 ” Tapi itu dulu ya .. sekarang sekarang ini saya baru menyadari bahwa bisnis tetap bisnis yang harus diurus dengan serius karena jika tidak, akan ada anak tiri dan omsetnya susah naik. Boro boro diurusin, ditengokin sebulan sekali saja belum tentu, nah yang anak bisnis anak tiri inilah yang akan menggerogoti cash flow kita untuk mensubsidinya . Padahal ibaratnya sekolah, pelajaran kita pun belum tuntas, misalnya saya yg produksi sprei ini alangkah bagusnya jika bisa jualan bahan sprei sekalian atau mungkin membuat pabrik bahan sprei sekalian. Jika bisnis dianggap sekolah, ya kita harus menempuh pendidikan sampai lulus dan mendapat predikat cum laude sebagai Profesor sprei :)) Bukannya memiliki 3 gelar tapi semuanya S1 yaitu Sarjana sprei, sarjana Susu Kambing dan sarjana Expedisi  🙂

Jadi teringat ketika mau buka yang A, ah tampaknya cerah sekali, lanjut buka yang B, kelihatannya bakal jadi penyumbang omset Gajah ni .. Buka lagi yang C, jagoan baru lahir .. ketika anak anak gajah ini baru lahir memang kita masih bisa memberikan perhatian karena tidak menyita waktu, tapi ketika mereka tumbuh menjadi gajah gajah muda dan mulai meminta banyak perhatian, disinilah usaha kita akan berantakan .. Itu baru perhatian ya , belum lagi masalah investasi yang harus terus ditambah untuk membesarkan gajah gajah muda ini sebelum pada akhirnya mereka bisa disapih dan menjadi gajah dewasa yang bisa mencari makan sendiri. Rekan rekan harus ingat bahwa untuk setiap bisnis yang kita mulai itu artinya dana dan waktu kita gelontorkan saat itu juga sedangkan hasilnya masih berupa estimasi karena semua bisa meleset. Dengan analisa A B C, kita estimasi bisnis baru kita akan menjadi Gajah dewasa dalam beberapa bulan, tenyata bisnis malah berjalan seperti kura kura krn salah penanganan atau kurang perhatian.

Itulah tulisan yang bisa saya share disini .. intinya fokuslah pada bisnis yang sedang kita jalani sampai bisa mandiri sebelum rekan rekan  tergoda untuk membuka bisnis yang baru . Karena bukan hanya saya, tapi banyak sekali rekan rekan saya yang pada akhirnya bisnis utamanya pun harus kandas akibat ketidakmampuan mereka mengelola bisnis yang baru. Ibaratnya mau untung malah buntung 🙂

Tetap semangat ya ..

Salam Hangat

Bisnis Bukan Matematika

math

Dear Blogger

Tulisan ini kami angkat untuk mereview bisnis selimut yang sudah kami tekuni selama 1 tahun belakangan ini. Sebenarnya kami sudah lama berjualan selimut sejak tahun 2009 tetapi hanya sebagai produk pendamping dan setelah beberapa kali kehilangan momen akhirnya tahun 2014 kami anggap sebagai tahun kebangkitan bisnis selimut kami.

Dengan analisa yang matang dan modal yang cukup besar setelah mengagunkan rumah tinggal kami , Bismillah kami mulai fokus dan serius di bisnis selimut. Langkah pertama adalah mencari produsen selimutnya dan mengajukan diri menjadi salah satu distributor utama. Langkah kedua adalah mengakusisi beberapa web dengan nama produknya. Hal ini menjadi fokus pertimbangan kami, karena jika satu produk misal selimut A itu sudah dijual selama 10 tahun sejak pabriknya berdiri dan dalam satu bulan terjual 100.000 pcs saja artinya kami mempunyai prospek customer yang mencari sebanyak 12 bulan x 100.000 x 10 tahun = 120.000.000 calon customer. Itu baru satu merk selimut, padahal selimut yang kami jual ada beberapa jenis dari beberapa pabrik berbeda.

Jadi secara matematika bisnis kami ini akan berjalan dengan cukup mudah, dan kami bisa memasang target penjualan minimal 50% dari omset sprei. Tapi realitanya tidak semulus itu, karena banyak sekali hal yang mempengaruhi suatu bisnis. Disaat kami mulai fokus di bisnis ini ternyata omset global kami juga menurun. Bahkan disaat tahun tahun sebelumnya di bulan oktober – maret adalah puncak panen selimut, justru penjualan turun dratis. Setelah mencari penyebabnya, mulai dari apakah badai raksasa ecommerce, foto katalog kurang menarik, produk kurang berkualitas, harga terlalu mahal, kompetitor banting harga dan lain lain, kami coba analisa satu persatu dan mulai menutup celah celah tadi. Tapi ternyata masalah utama adalah krisis global sehingga hampir semua sektor penjualan mengalami krisis.

Dari situ kami mulai sadar, Bisnis bukan matematika, suka atau tidak suka biarkan bisnis mengalir seperti air mengalir, kita bisa memberikan tekanan tetapi arahnya tetap tidak bisa kita prediksi sesuai harapan kita. Anehnya kadang disaat sedang lesu tiba tiba masuk order ribuan pcs. Selain semangat, kreatifitas dan terus berusaha, Berdoa adalah jawaban utama dan membuat semua menjadi semakin mudah 🙂

Diantara Pertarungan Raksasa E-Commerce

Inilah fenomena yang sebenarnya sedang terjadi di Indonesia. Ketika kami para pemain online kelas UKM ini sedang sibuk bertarung diantara pemain UKM lainnya ternyata nun jauh disana para raksasa online sedang sibuk mempersiapkan amunisi perangnya. Klo saya ibaratkan seperti menonton film Lord of The Ring tapi ini versi sesungguhnya. Ketika para manusia, hobbit, Elf dan Kurcaci sibuk berselisih paham , nun didalam kegelapan ternyata Souron dan Saruman mempersiapkan pasukan orc dan Uruk Hai untuk menguasai dunia.

Akhirnya saat pertarungan Raksasa E-Commerce pun telah datang, dimulai dengan banjir iklan Lazada, Zalora, Dinomarket, Weshop dan Tokopedia dihampir semua media baik BBM, Line, Facebook , dll, yang didukung para investor asing dengan modal mencapai Triliunan rupiah. Belum lagi join venture pemain asing dan lokal seperti Elevania  dan Bilna. Dari dalam negeri pun hadir Bukalapak dan BliBli dari kelompok Djarum. Pemain lokal yang dulu hanya ada di segmen tertentu seperti Bhineka dan Glodokshop pun tidak mau ketinggalan meramaikan pertarungan. Dan yang terakhir saya membaca berita Indomarco sebagai pemilik Indomaret, Group Matahari dan Trikomsel pun akan turut bertarung dalam pertempuran raksasa E-Commerce.   

Luar Biasa, fenomena yang terjadi membuat saya dan team sampai terkaget kaget menghadapi situasi yang sangat cepat berubah. Ketika kami sedang mencoba untuk belajar berlari, para raksasa ini memporak porandakan rencana yang sedang kami jalankan. Tapi inovasi harus tetap berjalan, banyak jalan menuju Roma. Walau dengan budget yang minim dan sesempit apapun kesempatannya, kami akan terus berusaha mencari celah untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Yang selalu saya tekankan kepada team adalah nikmati prosesnya, dan untuk hasilnya adalah bonus. Disitu kami akan belajar banyak hal termasuk merapatkan barisan dan terus lebih kompak menghadapi zaman yang terus berubah. Belum lagi berbagi cerita dengan sesama rekan rekan pedagang akan membuat kami semakin kuat  karena ternyata disini kami tidak sendiri 🙂

 

Tetap semangat …

 

Butik Ceria sebagai Distributor Resmi Produk Selimut Sanrio

Sertifikat-sanrio

Awal awal berbisnis selimut, tentu kami mencari product product unggulan yang sudah menguasai pasar selimut. Setelah sempat mengalami beberapa kali penolakan sebagai distributor resmi salah satu product, keberuntungan pun berpihak kepada kami. Melalui rekan dari sales sprei, mereka yang memperkenalkan kami kepada pemegang lisensi Sanrio, Doraemon dan Rovio, akhirnya Butik Ceria bisa menjadi salah satu Distributor produk resmi Sanrio ( Hello Kitty ), Fujiko (Doraemon ) dan Rovio (Angry Bird). Jadi Insya Allah product yang kami jual product orginal berkualitas dan asli berlisensi, bukan product bajakan.

 

Perang Bintang Juragan Handuk

Pengalaman saya kali akan share ke rekan blogger sekalian karena menjawab pertanyaan saya sendiri yaitu sampai kapan bisnis konvensional akan bertahan di zaman digital ini. Dalam tulisan sebelumnya saya pernah mengulas bahwa bisnis online dengan target market jutaan customer prospektif yang terbuka lebar tetap saja banyak yang tumbang, sedangkan bisnis konvensional yang dijalankan koko koko usia lanjut dari sudut sudut pasar terpencil yang bahkan lokasinya sangat tidak strategis ternyata masih bisa bertahan hingga saat ini. Dan bukan berita asing lagi mendengar pemilik apartemen atau rumah rumah mewah di bilangan Pantai Indah Kapuk atau Ancol Mansion milik juragan juragan yang saya sebutkan diatas.

Butik Ceria pertama kali deal untuk bisa tembus ke pabrik yang memproduksi Handuk Terry Palmer sekitar tahun 2010 walaupun dengan modal yang pas pasan. Setelah berjuang beberapa tahun untuk naik level, akhirnya awal tahun 2014 ini kami berhasil masuk ke level atas sehingga kami bisa mendapatkan harga modal yang sama dengan para juragan handuk. Tetapi setelah kami amati lagi tentang sistem distribusi mereka, aneh bin ajaib karena harga jual toko handuk atau agen bisa sama harga yang kami lepas di pasaran padahal utk handuk ini kami melepas margin yang tidak terlalu tinggi. Hampir setahun ini kami mencari jawabannya dan baru terjawab beberapa hari yang lalu.

Kami menghadiri acara customer gathering yang artinya distributor utama / rekanan pabrik handuk tersebut dikumpulkan menjadi satu, pesertanya dari berbagai daerah dan hampir semuanya adalah raja handuk di wilayah masing masing. Nah dari jakarta tentu hadir jawara dari Mangga Dua, Tanah Abang, Jatinegara dan Pasar Lama .. Acara dimulai dengan sambutan dari direksi, pengenalan handuk Terry Palmer Anti bakteri, games, dan acara final yaitu pembagian poin emas bagi distributor yang mencapai target pembelian. Disinilah saya dan istri sangat takjub ternyata juragan juragan tersebut bisa menjual hingga ribuan lusin handuk perbulan untuk satu jenis saja. Coba tanya kanan kiri ternyata rata rata pedagang boleh dibilang hampir tidak mengambil margin atau jika ambil marginpun sangat super tipis, mereka hanya mengandalakan poin emas yang didapat pada pengambilan paket besar. Pertanyaan saya lagi, jadi bagaimana mereka bisa mencover biaya operasional seperti sewa gudang, gaji karyawan, sales canvas, biaya packing dan yang utama adalah untuk biaya hidup mereka sendiri. Pertanyaan ini tentu tidak mudah dijawab karena menyangkut rahasia dagang masing masing.

Akhirnya kami memutuskan untuk mencari jawabannya sendiri, esok paginya kami langsung melakukan promo besar besaran dengan harga yang boleh saya bilang sangat murah dan bisa bersaing dengan harga pasar grosir di jakarta. Jika mereka bisa bertahan puluhan tahun dengan cara tersebut, mestinya Butik Ceria pun bisa melakukan hal yang sama. Setelah ini saya akan share progress cerita selanjutnya .. tentu sangat bermanfaat untuk rekan rekan yang berminat berjualan produk secara grosir atau menjadi distributor utama.

Tetap semangat ya ..

Apakah Bisnis harus sesuai Passion

Ini menjawab pertanyaan beberapa rekan sekolah saya dulu, padahal saya pun masih dangkal ilmunya, tapi saya akan coba terangkan berdasarkan pengalaman saja. Jadi hasil jawaban saya ini belum tentu benar sepenuhnya atau berlaku untuk semua blogger ya.

Passion adalah segala sesuatu yang kita tidak akan pernah bosan atau lelah mengerjakanannya, dan rela mengerjakannya walaupun tidak dibayar. Pendek katanya itu passion = hobby.

Nah jika saya ditanya passion saya apa ya .. tentunya saya akan jawab IT, apalagi yang berhubungan dengan security system. Jika ditanya lagi, kenapa tidak buka software house padahal Perusahaan Startup sedang naik daun jika berhasil menggaet pemodal gajah. Dulu sekitar tahun 2000-an memang saya pernah punya cita cita mendirikan perusahaan IT dan bermimpi besar seperti Bill Gates, sudah terbayang bayang di kepala akan memiliki team programmer dengan meja berbaris dan layar monitor besar ala bali camp. Wihh mantap pastinya .. perusahaan elite, gaji besar dengan suasana kerja yang santai. Tetapi 2x saya kerja di software house dengan 2x pula mencoba mendirikan perusahaan IT dengan rekan kuliah dan yang terakhir sempat mendapakan investor yang bersedia menyediakan ruang kerja yang nyaman dan server yang real, pada akhirnya saya harus tersadar bahwa bisnis IT tidak sesimple di pikiran saya.

Kembali lagi ke dunia security system, pernah saya dalami sekitar 1 tahun dan asiikk bgt membedah IT dari sisi lain yang tidak semua orang bisa melakukannya, begadang di kantor dan alhamdulillah mendapat fasilitas internet super cepat di tahun 2000 tentunya suatu kemewahan. Tetapi disisi lain saya sempat berpikir, andaikata saya menjadi master di bidang ini apa yang akan saya dengan keahlian saya, tentunya yang berhubungan dengan penghasilan. Karena tidak ada yang menuntun dan tidak ingin menjadi mafia IT atau lebih disebut dengan cracker, saya pun memilih mendalami database programming.

Nah kenapa saya memilih dunia textile yang saya pelajari secara otodidak, tentu itu adalah jawaban dari pertanyaan saya. Bisnis tidak harus dilakukan sesuai passion anda, kerjakan saja seperti anda sekolah atau ibadah, mungkin awalnya seperti terpaksa, tetapi jika kita berusaha berdamai dengan keadaan, tentunya semua asik asik saja untuk dinikmati. Setelah semua berjalan dan terutama bisa menghasilkan, tentu kita akan cari celah untuk menggabungkan passion kita disini, misalnya mulai memikirkan system yang baik dan menutup celah keamanannya.

Tetapi jika ada rekan yang sukses berbisnis sesuai dengan passionnya ya tentu itu lebih baik karena itu adalah suatu kemewahan. Apalagi saat ini saya temukan kondisi yang jauh berbeda, jurusan komunikasi bekerja jadi programmer, nah jurusan ekonomi bekerja jadi teknisi mesin, adalagi jurusan pertanian bekerja di OIL. Untuk hasil tentu tergantung manusianya, selama dikerjakan dengan teliti dan dedikasi tinggi, Insya Allah hasilnya akan memuaskan..

Salam Hangat

Antara Perasaan dan Peraturan

Tulisan kali ini kami ulas berdasarkan pengalaman pribadi dalam mengelola Team Butik Ceria mulai dari 2 orang hingga saat ini cukup banyak orang. Berdasarkan konsep usaha kami yaitu usaha tumbuh, maka peraturanpun dibuat secara bertahap sesuai dengan gaji yang diterima. Tidaklah mungkin kami memberlakukan standar kerja profesional sedangkan gaji yang diterima ala kadarnya. Jadi peraturan dibuat berdasarkan unsur kekeluargaan dan lebih banyak toleransi jika terjadi pelanggaran.

Misalnya pelanggaran jam kerja, aturan yang berlaku 08.30 – 17.30 tetapi banyak karyawan yang masuk diatas jam 09.00 bahkan ada yang jam 13.00, ketika peraturan mulai ditegakkan tentunya banyak yang merasa tidak nyaman. Tetapi dengan jam kerja yang relatif pendek maka produktifitas pun rendah sehingga target omset tidak akan tercapai. Akhirnya sejak 3 tahun yang lalu mulai ditegakkan pemotongan gaji sebagai bentuk punishment.

Walaupun hanya sekedar 5.000 – 10.000, pemotongan gaji cukup meningkatkan produktifitas. Tetapi kendala akan timbul ketika gaji karyawan mulai besar dan punishement dianggap terlalu kecil dan akhirnya peraturan akan diabaikan. Jadi cara yang kami lakukan adalah setiap kenaikan gaji akan diiringi dengan peningkatan nilai punishment yang akan diterima. Cara ini cukup efektif sehingga tidak sia sia.

Ada 1 orang senior team yang memiliki kinerja yang cukup baik secara personal tetapi sulit bangun pagi sehingga absennya cenderung merah. Mengingat jasa sebagai pioneer kadang membuat posisi kami menjadi sulit, tetapi pada akhirnya contoh yang kurang baik diberikan seorang senior paling mudah ditiru oleh juniornya, sedangkan contoh baik dari senior belum tentu ditiru oleh juniornya. Akhirnya perasaan harus disingkirkan, semua harus berjalan sesuai peraturan yang berlaku. Senior atau junior punishment harus tetap ditegakan agar semua bisa berjalan dengan baik.

Diharapkan dengan disiplin yang tinggi tentunya target omset akan tercapai, selain itu budaya kerja yang baik tentunya akan memberikan iklim kerja yang baik pula.

Jalan pun Semakin Terbuka Lebar

Cerita kali ini masih lanjutan dari tulisan yang lalu yaitu seputar selimut. Setelah mencoba direct ke beberapa pabrik selimut besar, perlahan lahan omset penjualan selimut kami mulai naik. Jika sebelumnya hanya 5% dari Total omset, akhirnya di bulan juni omset selimut bisa menembus angka 15% dari Total Omset . Insya Allah, kami targetkan di tahun 2015 omset selimut akan setara dengan omset sprei di tahun 2014 atau mencapai 50% dari Total omset kami.

Akhirnya keajaiban pun datang, suatu sore Hp saya berdering dan ada panggilan dari nomor yang tidak tecatat di phone book.

Mr XXX : “Selamat sore, apa benar ini bapak pemilik Butik Ceria ?”
Saya : ” Benar pak, maaf ini dengan siapa ?
Mr XXX : “Perkenalkan saya Mr. XXX son dari Pabrik selimut ABC, jadi pabrik kami mengambil alih mesin mesin produksi Sakura Tex yang dulu memproduksi selimut jepang berikut team dan teknologinya ”

Wow .. Suprised sekali karena dulu setahu saya selimut jepang ini sangat exlusive dan hanya memilik satu distributor untuk pasaran lokal karena target pasar mereka memang untuk export ke Eropa, Jepang dan Amerika. Nah karena selimut ini dimiliki oleh orang jepang asli dan mesinnya pun dari Jepang maka selimut ini dikenal dengan selimut jepang.

Hanya saja karena ada perselisihan hukum dan sang pamilik akhirnya memutuskan untuk kembali ke jepang, sedangkan pabriknya ditutup pada tahun 2009. Nah ternyata sebelum kembali ke negara asalnya, sang Pemilik menjual seluruh aset perusahaanya kepada rekannya sesama warna negara Jepang. Dan Mr XXX itu lah yang menghubungi saya untuk menjadi distributor lokalnya.

Alhamdulillah keberuntungan masih berpihak kepada kami, karena setelah ditolak oleh salah satu importir lokal dengan brand yang cukup ternama, ternyata sang pemilik selimut jepang ini malah menawarkan kami untuk memiliki brand sendiri.

Insya Allah setelah Lebaran, kami akan mulai menjual selimut jepang ini dan untuk rekan rekan yang berminat menjadi agen bisa langsung menghubungi online support kami.

Salam Hangat ..

Belajar dari Sang Mantan Raja

king-blanket

Alhamdulillah disela sela kesibukan yang luar biasa, kami masih bisa menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman dengan sesama blogger lainnya. Langsung saja ya, setelah kunjungan kami  ke JACC tahun lalu ( baca tulisan ini ) kami memutuskan menjadi salah satu distributor utama atau toko jaringan dari Busana Muslim Elzatta yang sedang naik daun. Alhamdulillah setelah mulai setup hingga pembukaan, toko mulai bisa berjalan langsam di bulan keenam. Jika sebelumnya setiap hari kami harus ke toko untuk melihat operasional maka lama kelamaan kami mulai jarang ke toko dan mulai jenuh juga karena kurang tantangan.

Entah kenapa ya, saya dan istri sering bosan atau jenuh jika kondisinya monoton itu itu saja. Ibarat naik sepeda, tentu kita bisa lepas tangan jika kondisi jalannya mendatar atau menurun. Itulah yang kami rasakan, jika semua celah operasional di bisnis kami sudah mulai kami tambal dan berjalan normal, sebenarnya tiba waktunya bagi kami untuk menikmati waktu santai. Tapi tetap saja ada yang mengusik rasa penasaran untuk terus maju menjadi lebih besar lagi.

Waktunya pun tiba, karena penasaran dengan salah satu product kami yaitu selimut yang selalu kalah jika ikutan tender, kita coba pelajari celahnya dan akhirnya jalan pun terkuak yaitu harga yang kami dapatkan dari supplier terlalu tinggi apalagi jika diadu dengan pemain di 2 kawasan perniagaan terbesar di jakarta. Iseng iseng kami coba cari pabriknya (tentu setelah mendapat cukup dukungan modal ). Hebatnya sampai disana kami sempet tertegun setelah mulai bernegosiasi ..

Supplier 1 :
Saya : “Pak perkenankan saya ingin menjadi salah satu distributor utama bapak di wilayah tangerang selatan ”
Mr X : “Memang bapak biasanya ambil darimana ?”
Saya : “Dari Mr Y di XXX”
Mr X : “Harga Berapa ”
Saya : “xx.000”
Mr X : “Bapak baiknya ambil kesana saja karena di kami minimal 1000 pcs + barang diambil sendiri + harga pun sama dengan yang diberikan Mr Y”

Saya pun tertegun .. dan setelah saya cari tahu ternyata Mr Y hanya ambil 1.500 perak dipotong dari selisih kemasan plastik pembungkusnya ..

Supplier 2 :
Saya : “Pak perkenankan saya ingin menjadi salah satu distributor utama bapak di wilayah tangerang selatan ”
Mr B : “Memang bapak biasanya ambil darimana ?”
Saya : “Dari Mr A di CCC”
Mr B : “Harga Berapa ”
Saya : “xx.000”
Mr B : “Ohh itu harga sudah bagus karena harga di kami xx.000 – 1.000 ”

Saya pun tertegun kembali karena ternyata pemain pemain besar itu hanya ambil margin 3% kurang ..

Jika sebelumnya kami berpikir di bisnis sprei margin kotor kurang dari 10%, ternyata di bisnis ini lebih sadis lagi :)) . Tapi setelah berhitung ulang dan menganalisa semua kemungkinan termasuk faktor kompetitor dan faktor kesempatan yang terbuka lebar, dengan membaca Bismillah kami serius untuk membesarkan Selimut. Dan Alhamdulillah kami mendapat support dari rekan kami yang dulu sempat menikmati manisnya bisnis selimut karena saat itu beliau berjalan nyaris tanpa kompetitor. Hanya saja karena saat ini pabrik yang mensupport bisnisnya colaps, maka bisnis rekan kami ini pun akhirnya meredup dan ditutup dengan sukses.

Sekarang saatnya tongkat estafet beralih  dan kami bertekad untuk menjadi yang terbesar di bisnis ini, tentunya kami tidak mau mengulangi kesalahan yang sama yaitu hanya meminta dukungan dari satu pabrik. Maka setelah bernegosiasi dengan alot dengan beberapa pabrik besar (walaupun ada juga yang menolak ) akhirnya kami mendapat dukungan dari empat pabrik besar.  Insya Allah kami siap untuk bertarung stock , harga dan pengiriman.

Yukkk semangat ..

Sebenarnya ini Bisnis Sprei atau Bisnis IT

online

Aneh ya judul tulisan saya kali ini, karena memang inilah fenomena yang terjadi dalam bisnis Online. Bidang bisnisnya memang benar masih konvensional yaitu sprei, handuk dan selimut tapi bisnis yang sesungguhnya minimal harus menguasasi sedikit teknik IT.

Kami merintis  bisnis ini sejak tahun 2006 , productnya pun mulai dari sprei ganti ke kaos ganti lagi ke sprei, merambah ke handuk, selimut dan busana muslim. Pemain bisnisnya pun masih sedikit, rata rata masih berjualan di blog gratisan seperti wordpress, blogspot, multiply lalu mulai bergerak ke friendster dan ke  facebook.

Hebatnya saat ini hampir semua bisnis mulai dionlinekan karena nama nama domain yang bagus sudah habis diborong 🙂 walaupun yang pemain serius belum banyak tetapi rata rata sudah menyimpan nama nama domain untuk masa datang. Bahkan jika dulu iklan di Google Adword hanya hitungan jari, sekarang sudah penuh sesak menanti tayang di adwords walaupun harus rela merogoh kocek lebih dalam.

Tapi bisnis tetap bisnis, siapa yang paling kuat bertahan adalah juaranya, para Koko koko yang berusia lanjut di tanah abang ataupun mangga dua tetap bertahan dengan customer mereka yang loyal dan tokonya terus membesar walaupun mereka masih berdagang secara konvensional, banyak juga competitor kami yang bersaing di Online jatuh berguguran walaupun websitenya terindex dengan bagus oleh Google. Itu karena IT hanyalah salah satu bagian dari bisnis, Sedangkan dalam bisnis kita harus menguasai Operasional, Finance, Supply , Marketing dan khusus di online ditambah pengiriman, dan tentu saja sedikit teknik SEO.

Salam Hangat

Inu Arya A

Butik Ceria sebagai Narasumber Majalah Pengusaha Indonesia

PI-coverPI-Isi-1

PI-Isi-2PI-Isi-3

Kali ini kami diliput salah satu majalah bergengsi di tanah air yaitu majalah Pengusaha Indonesia sebagai narasumbernya dengan tema “Romantisme Bisnis Suami Istri“. Karena ternyata bisnis suami istri kadang menimbulkan dilema tersendiri bagi pasangan disaat harus membagi waktu, konsentrasi dan keuangan keluarga. Dan yang paling penting adalah bagaimana tidak membawa problema usaha hingga tidak berlanjut sampai ke rumah tangga.

Untuk lebih detailnya silahkan langsung saja ya dibeli majalahnya ..

Salam Inspirasi

 

Ketika Bisnis sedang Lesu

Boleh dibilang saatnya pendaftaran anak masuk sekolah adalah saat saat yang paling menegangkan untuk bisnis yang berhubungan dengan retail secondary, maksudnya bukan yang berhubungan dengan makanan dan kesehatan karena untuk kedua jenis bidang bisnis tadi boleh dibilang tidak ada matinya …

Cari cari info sesama pedagang sprei, alhamdulillah tidak sendirian sepinya, agen agen juga mulai mengeluh sepi orderan, bahkan beberapa rekan yang berbeda bisnis seperti busana, kaos, handuk dan lain juga mengeluhkan hal yang sama. Tetapi bukan artinya harus menyerah dan diam tanpa aktifitas. Kami tetap melakukan terobosan terobosan untuk menjaring customer atau minimal mengingatkan customer lama bahwa kami masih exist di bisnis ini.

Iklan .. adalah salah satu cara yang manjur untuk mendongkrak penjualan, tidak terbatas pada iklan di media berbayar karena yang gratis juga banyak. Bisa juga membangun lagi dengan network yang dulu tersisihkan disaat order sedang ramai.

Satu lagi yang kami lakukan adalah kesempatan untuk redevelopment, rak rak dan gudang yang berantakan bisa kami tata ulang dan kebetulan kami ada rencana pindahan showroom jadi siap siap menata stock untuk pembukaan showroom yang baru. Di sisi konveksi, kami bukannya mengurangi team melainkan menambah dan rebuild team agar lebih solid.

Ok guys .. selamat berkreatifitas dan jangan hanya pasrah berdiam diri karena disaat order kembali meledak, kita sudah siap untuk tantangan itu..

Seputar Krisis SDM

sdm

Kisah saya awali di minggu pagi ketika kami sekeluarga berkunjung ke toko sepeda untuk service sepeda. Ketika itu yang ada hanya pemilik tokonya saja, lalu saya tanya “Kemana pasukannya, tumben belum pada nongol ” .. tiba tiba entah mau curhat atau hatinya galau , si mpu toko langsung ngoceh “Ah, sekarang saya kerja sendirian, males punya karyawan karena saya saja kerja dari jam 5 pagi sampai jam 12 malam, lha ini karyawan sebulan masuk sebulan libur, dua minggu masuk dua minggu libur, sebenarnya itu yang kaya siapa dan yang butuh uang siapa ” … hehehe, persis, itulah kendala yang kami hadapi sekarang.

Saya mau buka sedikit kenapa kadang orderan di butik ceria cepat selesai dikerjakan dan kadang overload sehingga bisa lambat diterima oleh para customer. Jika misalkan dalam sehari kapasitas produksi kami 400 sprei, sedangkan orderan yang masuk sampai 450 sprei sehari, secara otomatis kami akan punya hutang pekerjaan yang baru bisa kami selesaikan ketika ada jeda di hari minggu alias kerja lembur.

Itu dari sisi kapasitas, sebenarnya bisa saja kami tingkatkan tetapi kendala utamanya adalah menjaga kapasitas kami tetap stabil, jika dalam satu hari seorang penjahit senior bisa menyelesaikan 30 sprei set dan junior 20 sprei set, maka jika ada satu orang saja tidak masuk maka akan sangat mempengaruhi produksi kami. Karakter penjahit sendiri selain berpendidikan rendah juga kurang memiliki rasa tanggung jawab sehingga bisa pulang dan datang kapan saja tanpa bisa dilarang. Apalagi saat ini mencari penjahit tidak mudah.

Kalau bicara SDM, saya pribadi sebenarnya lebih suka yang profesional, berkarakter kuat dan idealis, tetapi di bidang yang kami tekuni ini dengan margin tidak lebih dari 10% kotor, apakah mungkin menggaji karyawan profesional setara dengan staff di Software house. Jadi kita pun harus realistis , dunia yang kita hadapi dengan persaingan harga yang super ketat dan sudah terpatok dengan 2 brand besar sebagai market leader tentunya membuat kami yang baru merintis brand kesulitan menentukan harga diluar itu. Walaupun upah jahit yang kami berikan ke penjahit lebih besar dari harga pasaran penjahit sprei pada umumnya, tetap saja upah tersebut masih jauh dari harga penjahit tailor, apalagi kelas butik, walapun usaha kami bisa disebut butik karena setiap sprei yang diorder akan kami jahit sesuai pesanan, jadi bukan konveksi massal.

Hal ini tentunya berbeda dengan persaingan di busana muslim, banyak toko toko kecil di tanah abang sampai memiliki katalog dan brand ambasador model sendiri , saya coba hitung hitung secara kasar, wajar ya pemain busana muslim bisa memberikan diskon sampai 60% karena dengan diskon sebesar itupun sebenarnya harga produksinya masih jauh dibawah itu . Malah ada temen yang bilang minimal margin 30% sudah untuk super grosir, yang artinya jika dijual retail margin bisa sampai 300% dari harga produksi.

Kami tetap bersyukur usaha kami tetap exist sampai sekarang walaupun dengan margin yang super tipis, karena banyak rekan rekan kami sesama pedagang sprei yang jatuh beberapa tahun yang lalu. Tulisan ini sengaja kami tulis sekaligus untuk menjawab pertanyaan beberapa agen dan distributor kenapa diskon kami tidak bisa sebesar product lain .

Salam Hangat dan Selamat beraktifitas.

Tentang Bisnis yang paling aman :)

Setelah sekian lama tidak berbagi cerita, maka hari ini saya mau share cerita waktu sedang kunjungan ke indonesia fashion week di JACC 14-17 februari 2013. Ceritanya Butik Ceria mau melebarkan bisnis dari perlengkapan kamar tidur menjadi busana muslim dan untuk itu kami menggandeng rekanan yang sudah memiliki brand cukup ternama. Silahkan kunjungi saja www.plazajilbab.com untuk informasi product baru kami.

Saat saya sedang mengamati stand yang kami tuju, ada 3 orang disebelah saya dan tampaknya semua pengusaha muda. Pembicaraan dimulai “bapak usahanya apa?”
lalu saya jawab “sprei, handuk dan selimut, saat ini sedang bergerak ke busana muslim”
singkat cerita, kenalan baru saya ini ternyata adalah seorang freelance web designer dan berminat mau coba ikutan juga busana muslim. Dia bertanya “Menurut Bapak bisnis yang aman itu apa ya ? karena setelah saya pikir pikir bisnis paling aman itu sekarang property”

Nah sekarang saya jawab ya, Bisnis yang aman menurut saya itu adalah tidak usah berbisnis karena di dunia ini tidak ada bisnis yang aman, semua bisnis mengandung resiko, tinggal bagaimana kesiapan kita mengantisipasi resiko dengan cara banyak belajar dan punya jam terbang yang cukup di bisnis ini .

Ada teman saya bilang bisnis jual beli mobil memang paten marginnya tapi sekali ceroboh karena masalah surat kendaraan alias kendaraan bodong maka urusannya dengan pihak berwajib dan bisnis bisa terancam guling tikar. Bisnis property juga demikian, walaupun terkesan aman karena harganya selalu naik tapi jika salah pilih resiko yang rawan banjir bisa tidak laku jual. Saya pribadi pernah coba ikut ikutan main property, mobil dan logam mulia tapi semua tidak ada yang sukses karena memang belum jadi master di bidang tersebut sudah terlanjur angkat bendera putih alias menyerah ndak mau lagi ikutan disitu.

Selama kita lihat ada yang sukses di satu jalur bisnis entah itu property, logam mulia, kendaraan, garment bahkan jual beli besi bekas, itu tanda tujuannya sudah benar, tinggal bagaimana kita belajar mencari jalur tercepat dan teraman menuju kesana.

Mudah mudahan blogger sekalian setuju ya dengan saya 🙂

Menentukan Lokasi Konveksi Sprei

Untuk menentukan lokasi dalam membuat konvesi sprei sebenarnya ada beberapa pilihan, disini saya coba bedah satu persatu kelebihan dan kekurangannya krn saat ini Butik Ceria memiliki 3 konveksi yang kami kelola sendiri dengan 3 lokasi yang berbeda juga.

1. Lokasi dekat pasar sprei, biasanya bentuknya ruko yang disewa pertahun dengan luas yang tidak seberapa jadi harus hemat tempat misalnya untuk silikon bedcover diletakan diatas tangga / gudang darurat. Untuk bahan bahan sprei dibuatkan rak rak dari besi sehingga bisa hemat tempat dengan ruangan vertikal. Kelebihannya adalah dekat dari resource seperti jika hendak mencari benang, plastik, silikon , bahkan banyak sales pabrik yang menawarkan kebutuhan konveksi dengan harga yang kompetitif, terutama jika ada sale dari pabrik. Untuk mencari sumber daya manusia seperti penjahit dadakan / makloon juga berlimpah sehingga ketika order sdg overload untuk project bisa kita outsource.
Kekurangannya adalah persaingan harga yang super dahsyat sehingga sangat sulit untuk development apalagi pengeluaran biasanya lebih besar seperti sewa toko lebih mahal, ruangan lebih sempit, biaya service charge ruko, listrik yang terbatas dan sulit penambahannya krn diatur oleh pengelola

2. Lokasi di Perumahan, untuk lokasi perumahan kelebihannya adalah lebih tenang dalam bekerja karena jauh dari pungli yang sedikit banyak bisa mempengaruhi kinerja, biaya lingkungan juga murah. Untuk bangunan biasanya lebih bagus dan nyaman dibuat kerja sekaligus untuk tempat tinggal sehingga bisa hemat biaya. Hanya saja jam kerja sangat terbatas karena tidak bisa sampai larut malam karena akan mengganggu tetangga. Sedikit saja komplain dari warga akan membuat usaha kita harus mencari lokasi lain.

3. Lokasi di perkampungan, dengan sewa yang jauh lebih murah kita akan mendapatkan tempat yang jauh lebih luas dan biaya lingkungan yang sangat rendah.

Kesimpulannya, baik anda hendak mencari lokasi di ruko, perumahan atau perkampungan tentu tidak lepas dari segi biaya dan jarak tempuh operasional kerja . Silahkan cari lokasi yang agak terpencil atau tidak terlalu dekat dengan tetangga sehingga tidak mengganggu jika hendak kerja sampai larut malam. Bisa juga untuk dinding dilapisi karpet untuk meredam bunyi mesin agar tidak terlalu bising. Selamat mencoba … 🙂

Memilih Mesin Jahit Sprei

Untuk mesin jahit sprei atau bedcover pada dasarnya  sama saja dengan mesin jahit baju atau yang lainnya, hanya saja untuk bedcover nanti pemasangan sepatu jahitnya yang harus diset supaya lebih tinggi. Banyak merk mesin jahit seperti Janome, Brother, Juki, Singer, Typical, Tajima, Yamamoto dan lain sebagainya.

Zaman dulu tentunya nama mesin jahit singer sangat melegenda dengan bentuk yang klasik, warna hitam dan dudukan mesin warna coklat. Tetapi untuk konveksi yang kami kelola, kami gunakan mesin jahit Typical karena selain harga kompetitif juga perawatannya mudah dengan spare part yang banyak tersebar di pasaran. Kisaran harga variatif tetapi rata rata utk merk typical kurang lebih 2 juta-an.

Sentra mesin jahit baik baru atau bekas biasanya sudah tersebar luas di tiap wilayah tetapi setelah kami survey lokasi yang besar ada di Kreo – Tengarang Selatan dekat Ciledug dan di Jembatan Lima. Perakitannya butuh waktu kurang lebih 1 jam tetapi jika anda memiliki Penjahit yang handal biasanya bisa memasang sendiri.

Jika anda yang hendak memiliki usaha konveksi dengan modal terbatas tentunya bisa membeli mesin jahit second dengan harga yang agak miring, tetapi yang harus diperhatikan jangan sampai umur mesin jahit terlalu tua karena mesin jahit yang sering rusak akan mengurangi kapasitas produksi. Kisaran harga mesin jahit second tentunya tergantung kondisi tapi rata rata 1 jt- 1.5jt. Sedikit tips jika anda ingin mendapatkan mesin jahit bagus dengan harga murah bisa beli langsung di konveksi yang mau ditutup, karena harganya bisa langsung borongan dengan mesin obras.

Yang harus diperhatikan adalah minyak jahit yang ada di bawah mesin jahit harus selalu dijaga jangan sampai kering karena akan menyebabkan mesin menjadi aus. Lalu seminggu sekali harus selalu dibersihkan dari dari kotoran yang terkumpul dari debu sintetis bahan sprei . Minyak yang menyatu dengan debu sintetis membuat kotoran menjadi lengket dan sulit dibersihkan, jadi jangan tunggu debu mengumpul, bersihkan sesering mungkin.

Kamar Tidur Nyaman untuk Anak

kamar-anak

Kenyamanan adalah faktor penting yang dicari saat ini. Tak hanya konsumsi orang dewasa, anak anak pun berhak mendapatkan kenyamanan. Oleh karena itu, untuk mendukung rasa nyaman, berkreasilah agar setiap sudut kamar si kecil tampak apik.

Kamar tidur anak identik dengan pemilihan warna bercorak cerah pada dinding, sprei, dan furniturenya. Untuk menempatkan furnitur, pastikan menempatkan tempat tidur, lemari pakaian, serta meja belajar sebagai amunisi wajib si buah hati. Pilihkan juga sprei dan pernak perniknya seperti bantal cinta, bantal hati dan boneka yang sesuai dengan tokoh idola si kecil.

Jangan lupa pilihkan bahan sprei terbaik untuk putra putri anda sehingga mereka tidak gelisah waktu tidur akibat sprei yang gatal karena berpasir atau permukaanya berbulu. Sprei yang nyaman tentunya membuat tidur mereka lebih nyenyak dan siap beraktifitas dengan prima keesokan harinya.

Hindari meletakan komputer dan televisi di kamar anak, pasalnya anda tidak dapat senantiasa mengontrol tontonan yang mereka lihat di televisi atau komputer. Biasakan mereka beraktifitas di ruang keluarga maupun bermain komputer di ruang kerja anda.

Untuk menambah elemen segar dan ceria kamar, coba sematkan ide kreatif pada dekorasinya. Misalnya pemilihan wallpaper, lampu tidur, maupun warna dinding. Sesuaikan juga dengan tema film kartun atau tokoh kartun favorit anak. Sebagai dekorasi dasar, cobalah bermain dengan empat dinding. Misalkan ada empat sisi dinding kamar, pilihlah warna berbeda untuk masing masing bagian. Untuk warna cerah sematkan dibagian kepala tempat tidur dan sisi lain bergradasi dalam satu kelompok warna.

Selamat berkreasi…

Usaha Sprei yang Galau :)

Kali ini bukan membahas butik-ceria ya, tetapi beberapa rekan pedagang sprei yang galau sehingga usaha sprei yang dirintis bertahun tahun hancur berantakan , tentunya ada beberapa sebab yang bisa kami share disini, Baik kita mulai saja ya :

1. Pedagang sprei di pasar persaingan sempurna misal cipadu, tanah abang, bahkan online sendiri bisa galau jika harga yang ditetapkan tidak kompetitif bagi pedagang. Margin yang cukup mestinya tidak hanya untuk pembeli tetapi juga untuk pedagang, rasio margin yang terlalu minim akan membunuh usaha pelan pelan apalagi jika pedagang kecil dan besar berkumpul, tidak butuh waktu lama untuk menghabiskan yang kecil sehingga yang tersisa hanya gajah gajah sprei saja. Solusinya bisa diciptakan strategi harga seperti busana muslim yang menggunakan range margin bervariatif mulai dari 10% hingga 40% dan salahnya sistem yang tercipta di bisnis sprei ini seperti menjadi acuan baku margin minim saja 10% bahkan bisa jauh dibawah itu, tentu bisa diatasi dengan pembentukan koperasi yang menetapkan harga bersama.

2. Hutang supplier dianggap milik pribadi. Biasanya bahan yang kita ambil sebelum diolah menjadi sprei untuk pemain lama mendapatkan tempo pembayaran 1 bulan, sehingga ada kelonggaran. Tetapi akibatnya pedagang sering lupa diri atau pencatatan bon hutang kurang baik sehingga seolah olah yang dimiliki adalah milik pribadi dan digunakan untuk keperluan lain seperti beli mobil, cicil rumah dan sebagainya, Begitu jatuh tempo pedagang sering mengalami dead lock sehingga tidak bisa membayar tagihan dan usaha harus tutup dengan sukses. Jadi sangat penting untuk belajar cash flow penjualan dan displin untuk bayar tagihan.

3. Kurang Inovatif, jadi apapun usahanya , bukan hanya sprei saja, kita butuh business development atau pengembangan usaha, karena manusia pada kodratnya tidak suka yang monoton. Entah itu kretif productnya atau cara bisnisnya, misal dulu tidak ada sprei bola maka mulai semester ini dikeluarkan edisi sprei bola atau dari cara bisnisnya yaitu tadinya jualan sprei offline maka sekarang jualan online atau jualan sprei dengan teknik MLM .

Masih banyak lagi yang harus kita perhatikan agar usaha sprei yang sudah kita tekuni tidak hancur berantakan, yang paling utama adalah suasana hati seorang pengusaha / pedagang tidak boleh sering sering galau. Mendekatkan diri kepada sang Pencipta adalah obat mujarab mengusir rasa galau.

Pembuatan Sprei Kain Batik

Membuat sprei dari kain batik yang pertama kali harus dilakukan adalah menyediakan kain mori bewarna putih polos dengan lebar 240 cm. Kain itu diukur lalu dipotong sesuai kebutuhan. Untuk Sprei ukuran 100 dibutuhkan bahan 2.15m, ukuran sprei 120 bahan 2.35, sprei 160 bahan 3.5m, sprei 180 bahan 3.75. Bila kain mori ingin dicap, kain dibawa ke sebuah ruangan khusus semacam pusat tempat pengerjaan batik cap.

Pembuatan sprei batik cap memerlukan keterampilan khusus. Ada alat berbentuk seperti setrika tetapi dibawahnya berupa bidang segi empat dengan ukiran batik sesuai motif yang diinginkan. Alat cap dicelupkan pada malam cair. Dengan gerakan cepat, cap ditempel pada kain mori. Karena jika lambat sedikit, cairan malam akan membeku.

Sedangkan pembuatan batik tulis, langkahnya hampir sama. Setelah kain mori dipotong sesuai ukuran , kain digambar menggunakan pensil untuk membuat pola motif batik yang diinginkan. Kemudian dilakukan tekhik mencanting. Ada alat tulis dari tembaga kecil seperti pena untuk membuat gambar dengan menggunakan cairan malam. Proses berikutnya adalah pewarnaan. Pengerjaan pewarnaan batik tulis sama dengan pewarnaan pada batik cap.

Setelah dicanting maupun dicap, kain sprei dibawa ke tempat khusus pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan dengan cara celup sehingga seluruh kain sprei terandam warna yang dikehendaki. Sekarang sprei batik sudah selesai diwarnai. Tahapan berikutnya adalah disorot untuk menghilangkan malam yang melekat pada batik. Caranya dengan mencelupkan kain batik pada air panas agar seluruh lapisan malam luruh. Walhasil akan tampak corak batik yang dikendaki.

Setelah proses pewarnaan, batik dianginkan sampai kering. Setelah itu dipotong lebih detail untuk bantal, guling, dan sprei sendiri. Selanjutnya dilakukan penjahitan dengan sistem konveksi. Tahapan selanjutnya adalah pengemasan sprei batik dan pengiriman ke pembeli.

Benang Jahit utk Sprei

Saat ini yang akan saya bahas lebih dalam adalah tentang benang jahit, karena walaupun terlihat sepele tetapi keberadaan benang jahit dalam proses produksi sprei adalah sangat vital.

Dalam satu kali proses penjahitan, kita mempunyai lead time tersendiri, misalnya : penjahitan bantal kepala 5 menit / pcs, guling 3 menit/pcs dan sprei 7 menit /pcs, jadi untuk satu kali produksi sprei set double yg terdiri dari 1 sprei, 2 bantal kepala dan 2 guling adalah butuh 23 menit. Itu belum termasuk proses potong bahan, obras dan packing. Jadi waktu proses sangatlah sensitif karena hasilnya akan mempengaruhi total produksi kami dalam sehari.

Keberadaan benang jahit sangatlah vital karena benang yang berkualitas rendah akan gampang putus jadi utk pemasangann benang di sekoci rata rata butuh 0.5 menit, jika dalam 1 kali produksi putus 5 kali maka kita akan kehilangan waktu kerja 2.5 menit atau setara dengan 1 guling. Disini saya tidak akan menyebutkan merk benang yang bagus tetapi akan saya sebutkan ciri ciri benang yang bagus yaitu :

1. Gunting benangnya dan lihat serabutnya, jika banyak serabut benang berkualitas rendah karena sedikit komposisi katunnya. Jadi gunakan benang yang tidak banyak serabut halusnya jika digunting.

2. Masukan benang kedalam jarum dan jika terbelah dua maka benang berkualitas rendah, benang bisa dicicip dulu sebelum dimasukan, jika menyatu erat maka benang pasti berkualitas tinggi.

Selamat mencoba 🙂