Belajar dari Sang Mantan Raja

king-blanket

Alhamdulillah disela sela kesibukan yang luar biasa, kami masih bisa menyempatkan diri untuk berbagi pengalaman dengan sesama blogger lainnya. Langsung saja ya, setelah kunjungan kami  ke JACC tahun lalu ( baca tulisan ini ) kami memutuskan menjadi salah satu distributor utama atau toko jaringan dari Busana Muslim Elzatta yang sedang naik daun. Alhamdulillah setelah mulai setup hingga pembukaan, toko mulai bisa berjalan langsam di bulan keenam. Jika sebelumnya setiap hari kami harus ke toko untuk melihat operasional maka lama kelamaan kami mulai jarang ke toko dan mulai jenuh juga karena kurang tantangan.

Entah kenapa ya, saya dan istri sering bosan atau jenuh jika kondisinya monoton itu itu saja. Ibarat naik sepeda, tentu kita bisa lepas tangan jika kondisi jalannya mendatar atau menurun. Itulah yang kami rasakan, jika semua celah operasional di bisnis kami sudah mulai kami tambal dan berjalan normal, sebenarnya tiba waktunya bagi kami untuk menikmati waktu santai. Tapi tetap saja ada yang mengusik rasa penasaran untuk terus maju menjadi lebih besar lagi.

Waktunya pun tiba, karena penasaran dengan salah satu product kami yaitu selimut yang selalu kalah jika ikutan tender, kita coba pelajari celahnya dan akhirnya jalan pun terkuak yaitu harga yang kami dapatkan dari supplier terlalu tinggi apalagi jika diadu dengan pemain di 2 kawasan perniagaan terbesar di jakarta. Iseng iseng kami coba cari pabriknya (tentu setelah mendapat cukup dukungan modal ). Hebatnya sampai disana kami sempet tertegun setelah mulai bernegosiasi ..

Supplier 1 :
Saya : “Pak perkenankan saya ingin menjadi salah satu distributor utama bapak di wilayah tangerang selatan ”
Mr X : “Memang bapak biasanya ambil darimana ?”
Saya : “Dari Mr Y di XXX”
Mr X : “Harga Berapa ”
Saya : “xx.000”
Mr X : “Bapak baiknya ambil kesana saja karena di kami minimal 1000 pcs + barang diambil sendiri + harga pun sama dengan yang diberikan Mr Y”

Saya pun tertegun .. dan setelah saya cari tahu ternyata Mr Y hanya ambil 1.500 perak dipotong dari selisih kemasan plastik pembungkusnya ..

Supplier 2 :
Saya : “Pak perkenankan saya ingin menjadi salah satu distributor utama bapak di wilayah tangerang selatan ”
Mr B : “Memang bapak biasanya ambil darimana ?”
Saya : “Dari Mr A di CCC”
Mr B : “Harga Berapa ”
Saya : “xx.000”
Mr B : “Ohh itu harga sudah bagus karena harga di kami xx.000 – 1.000 ”

Saya pun tertegun kembali karena ternyata pemain pemain besar itu hanya ambil margin 3% kurang ..

Jika sebelumnya kami berpikir di bisnis sprei margin kotor kurang dari 10%, ternyata di bisnis ini lebih sadis lagi :)) . Tapi setelah berhitung ulang dan menganalisa semua kemungkinan termasuk faktor kompetitor dan faktor kesempatan yang terbuka lebar, dengan membaca Bismillah kami serius untuk membesarkan Selimut. Dan Alhamdulillah kami mendapat support dari rekan kami yang dulu sempat menikmati manisnya bisnis selimut karena saat itu beliau berjalan nyaris tanpa kompetitor. Hanya saja karena saat ini pabrik yang mensupport bisnisnya colaps, maka bisnis rekan kami ini pun akhirnya meredup dan ditutup dengan sukses.

Sekarang saatnya tongkat estafet beralih  dan kami bertekad untuk menjadi yang terbesar di bisnis ini, tentunya kami tidak mau mengulangi kesalahan yang sama yaitu hanya meminta dukungan dari satu pabrik. Maka setelah bernegosiasi dengan alot dengan beberapa pabrik besar (walaupun ada juga yang menolak ) akhirnya kami mendapat dukungan dari empat pabrik besar.  Insya Allah kami siap untuk bertarung stock , harga dan pengiriman.

Yukkk semangat ..