Tampaknya Semua Cerah Tapi Ternyata …

Dear Blogger .. 🙂

Terus terang saya tergelitik untuk menulis tentang peluang peluang usaha yang ada di sekitar kita. Hampir semua benda itu bisa dijual dan ada peminatnya , misalnya Batu, pasti ada yang mau beli batu untuk campuran bahan bangunan atau malah jadi batu akik 🙂 Kemudian tanaman, pasti bisa dijual jadi konsumsi atau hiasan. Nah kali ini saya mau angkat cerita pribadi tentang usaha dan peluang peluangnya.

Awalnya bisnis ini kami mulai dari berjualan sprei, setelah mulai membesar kita melirik handuk, kemudian selimut jadi sambilan. Iseng iseng kita ambil franchise Elzatta busana muslim, bersamaan dgn saya dan rekan membuka usaha susu kambing bubuk MIM di Kab Bogor. Tidak lama berselang kita buka juga Baju anak Branded dan yang paling terakhir kami menginvestasikan dana yang cukup besar untuk membesarkan Selimut yang selama ini kami anggap anak bungsu.

Nah hebatnya bisnis itu semua mempunyai hubungan dan kemungkinan rekan rekan akan mengalami hal yang juga saya alami yaitu peluang peluang bisnis baru bertebaran di benak kita. Misalnya kita jualan online, nah pengiriman sudah mulai besar kita akan tertantang membuka expedisi kemudian krn membutuhkan plastik dan kertas untuk packing, kita akan tertantang membuka toko ATK. Nah setelah buka toko ATK dan banyak yg cari souvenir maka akan buka toko mainan ala asemka 🙂 Hebatkan dari satu usaha bisa beranak sampai empat usaha yang saling menunjang , ibaratnya keluar kantong kiri masuk kantong kanan  …

Dulu ketika banyak rekan yang bertanya gimana caranya mengelola banyak bisnis , dalam hati saya menjawab “Ah , saya mah biasa kerja multi tasking, segini mah kurang euy, kan bisa join sama temen dan diurus team .. 🙂 ” Tapi itu dulu ya .. sekarang sekarang ini saya baru menyadari bahwa bisnis tetap bisnis yang harus diurus dengan serius karena jika tidak, akan ada anak tiri dan omsetnya susah naik. Boro boro diurusin, ditengokin sebulan sekali saja belum tentu, nah yang anak bisnis anak tiri inilah yang akan menggerogoti cash flow kita untuk mensubsidinya . Padahal ibaratnya sekolah, pelajaran kita pun belum tuntas, misalnya saya yg produksi sprei ini alangkah bagusnya jika bisa jualan bahan sprei sekalian atau mungkin membuat pabrik bahan sprei sekalian. Jika bisnis dianggap sekolah, ya kita harus menempuh pendidikan sampai lulus dan mendapat predikat cum laude sebagai Profesor sprei :)) Bukannya memiliki 3 gelar tapi semuanya S1 yaitu Sarjana sprei, sarjana Susu Kambing dan sarjana Expedisi  🙂

Jadi teringat ketika mau buka yang A, ah tampaknya cerah sekali, lanjut buka yang B, kelihatannya bakal jadi penyumbang omset Gajah ni .. Buka lagi yang C, jagoan baru lahir .. ketika anak anak gajah ini baru lahir memang kita masih bisa memberikan perhatian karena tidak menyita waktu, tapi ketika mereka tumbuh menjadi gajah gajah muda dan mulai meminta banyak perhatian, disinilah usaha kita akan berantakan .. Itu baru perhatian ya , belum lagi masalah investasi yang harus terus ditambah untuk membesarkan gajah gajah muda ini sebelum pada akhirnya mereka bisa disapih dan menjadi gajah dewasa yang bisa mencari makan sendiri. Rekan rekan harus ingat bahwa untuk setiap bisnis yang kita mulai itu artinya dana dan waktu kita gelontorkan saat itu juga sedangkan hasilnya masih berupa estimasi karena semua bisa meleset. Dengan analisa A B C, kita estimasi bisnis baru kita akan menjadi Gajah dewasa dalam beberapa bulan, tenyata bisnis malah berjalan seperti kura kura krn salah penanganan atau kurang perhatian.

Itulah tulisan yang bisa saya share disini .. intinya fokuslah pada bisnis yang sedang kita jalani sampai bisa mandiri sebelum rekan rekan  tergoda untuk membuka bisnis yang baru . Karena bukan hanya saya, tapi banyak sekali rekan rekan saya yang pada akhirnya bisnis utamanya pun harus kandas akibat ketidakmampuan mereka mengelola bisnis yang baru. Ibaratnya mau untung malah buntung 🙂

Tetap semangat ya ..

Salam Hangat